Follow Us @ngajimuslimah

Nasehat Kiai Ahsin Kepada Pengantin


Kamu tahu, lapik (tatakan) ini memang dibuat untuk cangkir yang tadi sempat bertengger di atasnya. Bahan, ukuran, dan coraknya, sama. Fungsinya, juga saling melengkapi. Inilah jodoh yang tak bisa dipungkiri.


Namun, sejodoh-jodohnya barang, secocok-cocoknya makhluk, ketika dipasangkan nyaris pasti menimbulkan bunyi seberapapun pelan dan senyapnya. Ting! begitu bunyi yang terdengar ketika cangkir kembali diletakkan di atas tatakan.

Dalam pernikahan ada sekian banyak tantangan dan cobaan yang siap mengadang. Prasyaratnya cuma satu, komitmen. Ditambah kesadaran bahwa bukan kesamaan yang mengantarkan orang per orang berpasangan. Tapi, justru perbedaan yang dimilikilah yang bisa menjelma peluang untuk dikelola menjadi sesuatu yang dapat saling melengkapi.

Konflik, cekcok, ketidakselarasan, salah sangka, curiga, cemburu, stagnan, mati rasa, dan seabrek kemungkinan lain yang menyertai bahtera rumah tangga, bukan sesuatu yang perlu ditakuti. Selama dada masih memendam iman dan niat baik dalam ikatan perkawinan, semuanya bakal terasa biasa-biasa saja.

Nasehat ini tak tertuju khusus kepada mempelai pria atau perempuan. Keduanya berpotensi dihampiri problem serupa. Agama cuma menanamkan hikmah berlomba dalam menunaikan kebajikan. Apa-apa yang datang, mesti diselesaikan pula dengan semangat kebaikan.

Makna konflik dalam rumah tangga adalah ketika suami dan istri saling menyusahkan salah satu pihak. Peluangnya sama dan amat memungkinkan mengantarkan semuanya kepada risiko besar ketika tak diolah dengan penuh rasa sabar. Istri yang nusyuz, misalnya, - jika tanpa dikomunikasikan telaten dan pelan-pelan- akan berdampak pada perilaku suami yang salah kaprah pula. Rujuk tidak, melepaskan dengan baik-baik pun enggan.

Padahal, jika amat masyhur didengar nasihat “jodoh, mati, dan rezeki berada di tangan Tuhan”, maka, keputusan-keputusan yang diambil dalam kebuntuan pun tak halal mengabaikan kebaikan. Ihwal pernikahan begitu terang dalam Q.S Al Baqarah: 299, fa imsaakun bi ma'rufin aw tasriikhun bi ikhsan. Kebersamaan atau perpisahan, tetap diwajibkan diambil melalui jalan kebaikan.

Sumber: dirangkum dari Secangkir Nasihat Pengantin dari Kiai Ahsin tulisan Sobih Adnan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar