Follow Us @ngajimuslimah

Bersama Kesulitan Ada Kemudahan

Juli 01, 2019 2 Comments




                          Oleh : Ghina Amaliya




Banyak hal yang harus kita syukuri dalam hidup ini, meskipun kita tengah kecewa, tidak baik-baik saja, bahkan dalam kesedihan yang sangat mendalam sekalipun.

Karena memang tidak ada satupun di dunia ini yang Allah ciptakan sia-sia, lantas bila saat ini kamu tengah kecewa dan bersedih maka tetap bersyukurlah, sebab darinya kamu tentu bisa belajar caranya bersabar dan ikhlas.

Dan terkadang kamu memang juga perlu sekali-kali merasa sakit, kecewa, dan dipatahkan oleh sesuatu yang kamu sendiri tidak menyukainya. Kenapa? agar kamu tahu caranya berjuang dan memperbaiki diri.

Maka dari itu, bila saat ini kamu sedang tidak enak hati karena merasa tidak dihargai tetaplah bersyukur, karena terkadang kamu memang harus tahu perihnya tidak dihargai, agar kamu tahu berpikir bagaimana cara membenahi diri.

Artinya, mungkin kamu tidak dihargai karena menurut orang lain kamu tidak sama dengan dirinya, atau menganggapmu banyak kekurangan, tapi jangan pernah kamu merasa kecewa dan mengutuk dengan amarah, karena bagaimanapun itulah cara agar kamu bisa semakin memantaskan dirimu.

Lalu bagaimana saat ada yang menghina? sedih? marah? tidak terima? seharusnya jangan bersikap demikian, karena terkadang memang kamu itu harus tahu pedihnya dihina, agar kamu tahu caranya menjadikan dirimu lebih baik, lebih pantas, dan berkualitas.

Terkadang kamu harus tahu rasanya diremehkan, tidak dipedulikan, atau bahkan dianggap tidak penting oleh orang lain, agar kamu tahu caranya menjadikan dirimu lebih berkualitas, sehingga akhirnya kamu tidak lagi menjadi bahan hinaan dan ejekan mereka.

Ketika terjatuh atau gagal misalnya, mungkin kamu akan merasa sangat frustasi dan seakan tidak memiliki arah tujuan, tapi sejatinya semua itu adalah latihan untukmu lebih bijaksana lagi.

Terkadang kamu memang harus tahu rasanya terjatuh, ringkih, dan tidak berdaya, agar kamu tahu caranya bangkit kembali dengan rasa juang yang lebih besar lagi.

Dan terkadang kamu memang harus tahu rasanya dikecewakan terlebih dahulu, agar kamu tahu caranya bergantung hanya kepada Allah sepenuhnya.

Karena biasanya, tatkala seseorang itu sudah merasa kecewa, merasa sakit hati, dan merasa sangat tidak beruntung, maka disitulah dia akan sadar bahwa yang benar-benar tidak akan pernah mengeecewakan kita adalah Allah, dalam situasi dan keadaan apapun.

Jerih Payah Nyai Dlomroh Lirboyo

Juni 14, 2019 0 Comments
Oleh: Mbah Bram

Ketika santrinya semakin banyak, KH. Manab Abdul Karim didatangi oleh utusan dari Magelang, tempat kelahiran beliau, yang meminta beliau untuk pulang ke Magelang dan mendirikan pesantren di sana. Serta sudah disediakan masjid, rumah dan tanah yang bisa menunjang kehidupan beliau.

Mbah Kiai menyerahkan kepada Nyai Dlomroh binti KH. Sholeh, sang istri, untuk menjawabnya. Nyai Dlomroh pun menjawab dengan ucapan yang ditujukan kepada Mbah Kiai Manab;

"Kiai, kalau njenengan pulang ke Magelang, silakan. Tapi pulangkan saya ke bapak saya. Tapi bila njenengan tetap disini, maka njenengan fokus mengaji dan ngopeni santri, sementara untuk urusan ma'isyah (kebutuhan sehari-hari) saya yang menyanggupi."

Demikianlah, Nyai Dlomroh setiap harinya berangkat ke pasar Bandar untuk berjualan kebutuhan dapur, kulakan dari daerah pegunungan Besuki, juga kain batik yang langsung dibatik dengan tangan beliau sendiri. Seiring waktu, beliau mulai menyewa sawah yang ternyata sukses sehingga bisa membeli sawah sendiri, bahkan bisa membeli tanah yang berada di sekitar tempat tinggal beliau.

Alhasil, semua tanah komplek asrama santri pondok pesantren Lirboyo yang lama dan yang kemudian ditinggali oleh putri-putri dan cucu beliau di Lirboyo adalah hasil dari jerih payah beliau.

Nyai Rodliyah Ploso Sang Wanita Tangguh

Juni 14, 2019 0 Comments
Oleh: Shodaq Ahmad

"Nyapo libur?" tanya Mbah Nyai Rodliyah kepada seorang ustadz Pesantren Al-Falah Ploso. "Mboten kepenak awak ipun," jawab ustad tersebut. "Tak gawekno jamu, ben waras," dhawuh Mbah Nyai Rodliyyah sambil berlalu untuk mengolah ramuan jawa.

Setelah minum jamu buatan Mbah Nyai, sang ustadpun merasa sungkan dan malu. Ia lalu beranjak menunaikan tugas mengajar di madrasah Pesantren Al-Falah.

Banyak orang berkata, di balik kesuksesan seorang laki-laki, pasti di belakangnya ada sosok perempuan tangguh.  Tangguh itu bisa ditafsiri dengan sifat telaten, sabar, tegas, menaati perintah suami, mendoakan keluarga, sebagai contoh bagi anak-anaknya, dan lain-lain. Tafsir ketangguhan istri seperti itu, semuanya dimiliki oleh almaghfurlaha Mbah Nyai Rodliyyah Djazuli.

Harus diakui bahwa kesuksesan Mbah Djazuli dalam membangun Al-Falah salah satunya karena jasa besar istri tercintanya, yang telaten, tegas, dan penuh keikhlasan. Ketika Yai Djazuli menjadi imam sholat subuh misalnya, Mbah Nyai dengan telatennya keluar rumah untuk mengontrol para santri yang punya gelagat tidak mau berjam'ah atau bahkan mbangkong (tidur). Dan itu dilakukan oleh Mbah Nyai setiap hari.

Jika wanita dalam pikiran kita hanya bisa masak, mapan, dan macak. Itu salah besar. Peran wanita sangat diperlukan, baik di garis belakang atau pun garis depan. Seperti Mbah Nyai Rodliyyah yang sigap di urusan rumah tangga (masak, mengurus anak dan suami) dan sigap mengurusi pondok. Mulai dari oprak-oprak santri, menata keuangan pondok, hingga meriyadlohi (nirakati) santri agar bisa menjadi insan yang mulia di sisi Allah.

Bahkan Mbah Nyai Rodliyyah dengan suara halus matur kepada Mbah Djazuli, "Mpun, njenengan ngaos mawon, kulo engkang ngurusi sangu. (Sudah, Bapak mengaji saja, saya yang mengurusi kebutuhan keluarga.)"

Itulah Mbah Nyai kita, yang akan selalu kami kenang jasanya, sebagai penyemangat kami dalam berjuang meneruskan tongkat estafet Yai Djazuli. Allahummaghfirlaha.

Sumber: http://www.santrijagad.org/2018/05/mbah-nyai-rodliyah-djazuli-ploso-sang.html

Nasehat Mbah Maemun Tentang Teladan Nabi Muhammad dan Siti Khadiah

Juni 14, 2019 0 Comments
Embah K.H. Maemun Zubair dalam tausiah pernikahan tadi siang, 11.03.18, di Pesantren Kempek bercerita tentang istri-istri Nabi. Yang pertama adalah Siti Khadijah al-Kubra. Berbeda dengan tradisi umum. Khadijah melamar Muhammad, bukan sebaliknya. Kata embah Maemun:

فَخَاطَبَتْهُ خَدِيْجَةُ الْكُبْرَى فَلَمْ يُجِبْ وَفَوَّضَ أَمْرَهُ إِلَى عَمِّهِ أَبِيْ طَالِبٍ.

Siti Khadijah melamar Muhammad (Nabi). Beliau tidak menjawab dan menyerahkan urusan dirinya kepada pamannya, Abu Thalib yang kemudian menerima pinangannya.

Siti Khadijah adalah istri yang sangat mencintai Nabi, dan Nabi juga sangat mencintainya. Ia orang pertama yang mempercayainya sebagai rasul Allah ketika orang lain tidak mempercayainya. Ia yang menguatkan hatinya tatkala beliau gundah. Ia yang sampai akhir hayatnya mendukung sepenuhnya perjuangan Nabi. Ia seorang janda pengusaha sukses yang dengan tulus menyerahkan seluruh kekayaannya untuk perjuangan Nabi. Sekitar 25 tahun Nabi bersamanya. Ia satu-satunya istri Nabi sampai wafatnya. Nabi sangat berduka ditinggalkan perempuan cinta pertamanya itu.

Saat embah Maemun Zubair menyampaikan kisah Siti Khadijah tadi, aku ingat lagi kata-katanya yang lembut penuh kasih: usai menerima wahyu pertama, Nabi pulang dalam keadaan penuh ketakutan. Beliau minta diselimuti. Khadijah menyemuti beliau. Setelah mulai tenang, beliau berkata, “Apa yang terjadi denganku? Dan:

لَقَدْ خَشِيْتُ عَلَى نَفْسِيْ.

Sesungguhnya aku mengkhawatirkan keadaan diriku sendiri, sayang.

 قَالَتْ: كَلَّا وَاللَّهِ، مَا يُخْزِيكَ اللَّهُ أَبَدًا، إِنَّكَ لَتَصِلُ الرَّحِمَ، وَتَحْمِلُ الْكَلَّ، وَتَكْسِبُ الْمَعْدُومَ، وَتَقْرِي الضَّيْفَ، وَتُعِينُ عَلَى نَوَائِبِ الْحَقِّ.

Khadijah dengan bijak berkata dengan lembut, “Tidak, sayang, demi Allah, Allah pasti tidak akan membiarkanmu direndahkan. Engkau suka menyambung tali persaudaraan, meringankan beban orang lain, memberi makan orang yang miskin, menjamu tamu, dan menolong orang yang terhina karena menegakkan kebenaran. Betapa indahnya kata-kata itu.


Sumber: buku Lawaamii’ al-Hikmah ‘Pendar-pendar Kebijaksanaan' KH Husein Muhammad

Nasehat Kiai Asrori Al-Ishaqy; Jangan Menolak Cinta

Juni 14, 2019 1 Comments
Mangkane konco-konco wedok..konco-konco lanang.., jangan sekali-sekali menolak cinta..lebih-lebih menyalahkan orang, yang orang tadi itu mencintaimu.. ”Woook…arek iku seneng karo aku…sorry..”. Ojok lho..gak ilok lho (ngomong ngunu iku).. Perkoro awakmu gak iso nrimo, perkoro awakmu gak gelem, iku hakmu. Tapi tentang cintanya seseorang terhadapmu, ojok sekali-kali awakmu nyalahno..ojok.. Engko angel lho jodomu…

Karena apa?. Kita pun nggak tau..dalam al qur’anul karim, Allah ta’ala telah berfirman: “‘asaa an tuhibbuu syay-an wa Huwa syarrul lakum wa ’asaa an takraHuu syay-an waHuwa khayrul lakum“.. Ada kalanya Engkau mencintai sesuatu, tapi sesuatu itu tidak baik untuk kamu. Adakalanya kamu membenci sesuatu, tapi kenyataannya sesuatu tersebut menjadikan baik untuk kamu.

Belum tentu orang yang kamu benci itu tidak bisa membahagiakan kamu…Ojok nolak cinta..ojok.. Mbarakno angel lho jodone engkok..Yo ojo koen trimo…”Enggeh ya Allah..matur sewu-ewu sembah nuwun kulo ya Allah..lha koq wonten tiyang ingkang nyintai dateng kulo ya Allah… minongko nyuwun agunge pangapunten ya Allah..lha koq manah kulo niki ya Allah… koq dereng saget nampi ya Allah..,” ngono lho…

Ojo koen tolak ojok.. iki (nang kene) onok ndak sing nolak cinta?. Gak ilok lho yo..ojok..temen..niku mbarakno nopo?. Mbarakno angel jodone..ojok…. ”Nggeh leres ya Allah …pancen leres niku cinta dateng kulo ya Allah…kulo mboten nyalahaken ya Allah..namung nopo.o koq kulo niki ya Allah..koq dereng saget nampi ya Allah..manah kulo..,” lho ngono lho…Ojok ngguyu..

Angel..cinta niku angel..(saling) cinta belum tentu jodoh..dan andai kata pun diberi jodoh oleh Allah, belum tentu jodoh itu sampai dibawa mati besok di akhirat.. Onok wong niku cinta..sempat saling cinta..tapi gak sempat rabi.. Onok wong sempat rabi, (tapi) gak sampek sempurno rabine, kenyataane diparingi pegatan karo gusti Allah..onok..

Gak tentu nggeh..kadang-kadang iku onok, barang wes rabi temen..engkok sing lanang disuwun disek nyowoe dening gusti Allah. Engkok sing wedok; rondoe rabi maneeh. Lho durung tentu… jodoh niku ada kelas-kelasnya. Belum tentu besok sampai akhirat.. durung tentu….. Pun yak nopo kiro-kiro?. Ojok nolak cinta ojok….

Mangkane ojo gampang nolak..didilok disik.. ”Arek iku seneng karo aku..mboten nolak kulo ya Allah…kulo dilok mawon ya Allah..adakah sesuatu yang..,” lho ngeeeeten lho..”yang istimewa yang akan mengena di dalam hati saya ya Allah”…lho…ngono mestine niku..

Sing nggarakno mutus cinta niku wong lanang nopo wong wedok seh?. Hayo tak takon saiki?.. Sing mbarakno gara-gara mutus cinta niku wong lanang nopo wong wedok..?. “Kau yg memulai..kau yang mengakhiri..”. Hayo? sopo kiro-kiro?… podo wae.. Gak lanang, gak wedok.. nopo? gampang mutusno cinta…ojok… Ojok gampang nrimo cinta..ojok gampang mutus cinta..kabeh mau: nrimo, mutus cinta..dibalekne menyang gusti Allah..liwat nopo? Liwat istikhoroh!.

Wong rabi niku nopo?…saling mengisi…saling memenuhi, nopo (ibarate)?..tumbu oleh tutup.. lak tumbu karo tutupe niku podo nopo mboten?. Seje..tapi wong mergo cocok..dadi apik.e.. Sing wadahe butuh tutup..tutupe butuh wadah.. Ayok ngomongo…kiro-kiro tutup gak onok wadahe, ya opo kiro-kiro?..utah nopo mboten? utah.. Wadah gak onok tutupe? Ayo?..Sido mambu opo ndak?… Ojok ngguyu… Lho, ngeeten lho..ojok yo.. Jangan sekali-kali kita tertipu oleh cinta..dan kita pun jangan sampai terbius oleh indahnya cinta..ojok.. Ayok..lek wes awakmu simpati karo arek-arek..nek wes awakmu seneng menyang koncomu..sak durunge nemeen..ayok cepet-cepet istikhoroh menyang gusti Allah…”Baikkah dia untuk saya ya Allah?”,..ngono lhoo…

Lha barang wes rabi yo opo?. Menempuh hidup baaru..hidup baru yang mana?. Sifat-sifat, akhlaq-akhlaq yang telah tidak diridloi oleh Allah, diganti dengan kehidupan yang baru yang diridloi oleh Allah.. Wong kepengen jodoh iku duduk ketemune wong wedok ambek wong lanang, duduk.. Sing dijodohno, sing ditemokno niku nopo?: pikirane karo atine…cocok nyocoki.. Lho, cocok-nyocoki niku ilmune Allah..sirrine Allah..tidak cukup hanya diracik..hanya direkayasa di dalam ilmu dan pikiran.. ”Aku tak rabi karo iko..”. “Opo.o?..”, “Sudah mapan…”, waduh.. ”Anaknya direksi..anaknya direktur..”, nggeh ta?..”Kekayaannya telah cukup, pendidikannya sukses..dan penghidupannya pun telah mendapat pekerjaan”…cukup?. Gak cukup…lha kenyataane, barang wes rabi..entek cintae..kasih sayange gak onok? apa yang terjadi?. “Saya cari anak yang berpendidikan”..”Saya cari anak (dengan kriteria tertentu)….” Harus (kah seperti itu)? Harus.. tapi gak cukup… (masih perlu) diistikhorohi maneh…menyang gusti Allah.. ya opo bisa menimbulkan kasih sayang sampek tekane pati?..lho kasih sayang ini yang kita nggak tau….

Makane kadang-kadang ada suatu ucapan, nggeh ta? Di dalam kartu-kartu undangan niku nopo?. Ucapan nopo niku? “Selamat menempuh hidup baru” sing dibarui niku nopo?. Ayo ngomongo… ayo-ayo diilmuni… “Selamat menempuh hidup baru” sing dibarui iki opo?. Lho, wong loro jarene, hehe.. nganyeng iki. Lho ngene loh rek… sing dimaksudno “Menempuh hidup baru” nggeh.. Wong rabi iku gak seneng rabi…wong rabi iku gak karep rabi, opo maneh sampek kebelet rabi..mergo seneng, karep, kebelet iku onok batese [baca: nggak selamanya]..kapan-kapan gampang gak senenge..hayo nggeh nopo mboten..?. Niki lho…sak piro kuate seneng niku sak piiro..? nek olehe rabi niku gak nggowo iman?..iyo nek seh haram..mbecak kepengen rapet.. kadang nek numpak motor sir-siran niku, kursi siji digawe wong loro..nggeh ta?. Mergo sek haram.. sek seneng.. sek karep..ngoper perseneleng niku angel gak opo-opo pokok.e mepet..enggeh?..

Tapi wong seneng, karep, niku enten batese..mbesok nek wes halal..disikuuut..”Rono-rono dek…rono-rono mas…sek kesel aku..sesek ki lho”..Nggeh ta…? nek wes haaalal?..niku nopo? nek ing ndalem olehe cinta gak diparingi nggowo iman..engkok disik…

Wong rabi niku nopo?: butuh raaabi..lho sing dibutuhi niku nopo?. Sing dibutuhi niku duduk rabine.. duduk..(tapi) cocoke jodone, atine, karo wong sing dicintai..yo opo carane?; nangis menyang gusti Allah..: ”Ya Allah..kulo niki ya Allah..ngeten-ngeten tok mawon kulo niki ya Allah….sek dereng saget istiqamah kulo ya Allah..sek dereng saget thuma’ninah kulo ya Allah..niki kekurangan kulo ya Allah..niki apes kulo ya Allah..kulo kepingin ya Allah..bareng arek wedok..bareng arek lanang ya Allah..sing pundi arek wedok, arek lanang kolo wau ya Allah…bisa memenuhi kekurangan-kekurangan yang ada pada diri saya ya Allah..untuk menghadap istiqamah..thuma’ninah ke hadiratmu ya Allah….”

Artinya cinta iku opo seh?. Artinya cinta iku butuh dikuatkan dengan kasih sayang…sing dimaksudno kasih niku nopo?. Nek wong niku cintae niku bener..nggeh ta…cinta bukan untuk memiliki..cinta hanya untuk membahagiakan orang yang dicintainya…pengorbanan yang paling besar adalah mengorbankan orang yang dicintainya.. menjadi milik orang lain demi untuk kebahagiaanya.

Maksude cinta niku membahagiakan wong sing dicintai….tandane wong cinta niku nopo?: Kasih; asih.. Artine kasih niku npo?: Memberi.. Nek wes kepetuk niku nopo? Ngalah…Mangkane..nek wong manten anyar niku nopo? Koq seneng?. Nopo.o, koq mbarang manten anyar niku koq enak kabeh rasane?. Tapi barang wes rabi rodok suwe koq gak patek enak?…Opo.o barang manten anyar koq guyub?. Opo.o barang manten anyar koq mesra?. Koq enak..barang rabi wes rodok suwe koq rodok sikut-sikutan..?. Mergo opo?. Cumak siji thok..karena di antara kedua mempelai, di antara suami istri niki nopo? saling mengalah..saling mendahulukan…tidak ada yang saling menuntut..”Dek mangano dek”..”Emoh mas.. ngenteni sampean wae”..nggeh ta?.. ”Mas… sampean mangan mas…”. “Gak enak dek…gak bareng awakmu..linggiho disik koen… mengko mari awakmu aku.”

Lho, niki lho yang membawa langgenge cinta niku… nopo? kasih…saling memberi..saling mengerti dengan orang yang dicintainya..saling mengalah..

Lha nek wes rodok suwe saling menuntut.. Ooook wong wedok gak ngerti kewajibane…”. Lhak iyo to…? ”njalok enake tok..”. Wong wedok yo ngono sisan nang wong lanang… ”Wong lanang njaluk menange dewe..gak ngerti susahe wong wedok..”. Lho, niki lho…tidak saling memberi…iki sing mbarakne nopo? (mbarakne) Cinta niku rodok kabur…

Lha nek wes kasih…timbul sayang..apa artinya sayang itu apa?. Dituntun orang yang disayangi..di dalam menuntun itu bagaimana?..memberi sesuatu dan menolak sesuatu..nek sekirane gak dadi apik.e…”Dek..dek..ojok ngono dek…nek lungguh ngene dek…nek mangan ojok ngono dek…ojok kon pangan iki dek…”. “Sing apik akhlaqmu mas…kudune ngene mas..nek koen ngene mas..ndadekno gak apik mas..”,: (dadi) dituntun endi dalan sing apik..nek sek durung iso nuntun dalan sing apik, iku berarti durung sempurna olehe sayang…”


*Transkrip pengajian Romo Yai Achmad Asrori Al Ishaqiy RA saat bihalal di masjid petrokimia Gresik tahun 1995. Sumber: Pecinta rasulullah Kota Surabaya

Nasehat Kiai Said Tentang Pernikahan dan Cinta Kasih

Juni 14, 2019 0 Comments
Antara Lafadz kholaqo dan ja’ala, tentu memiliki arti yang berbeda dengan kata ja’ala, meskipun jika diterjemahkan tampaknya sama saja, yakni menjadikan atau menciptakan.

Kholaqo itu bermakna membuat dengan melalui proses yang tidak dapat diganggu gugat. Kholaqo adalah kata kerja yang tidak dihubungkan pada proses manusiawi, proses penciptaan yang terkandung dalam makna kholaqo adalah murni hak preogratif Allah.

Hal ini berbeda dengan kata ja’ala yang pada prosesnya menyertakan pekerjaan-pekerjaan kemanusiaan. Jika sebuah kalamullah menggunakan kata ja’ala, maka berarti manusia turut dilibatkan dalam proses pengerjaannya.

وَمِنْ ءَايَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ

Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang.sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir. QS aR-Ruum: 21

Mengapa pada ayat diatas ketika Allah mengatakan menciptakan manusia, memakai kata “khalaqa”, sedangkan ayat selanjutnya pada ayat diatas juga, ketika mengatakan “menjadikan diantara kamu rasa kasih dan sayang “ itu memakai kata “ja’ala “ bukankah kedua arti diatas sama-sama memiliki arti “menjadikan/menciptakan…..?

Ternyata, betapa telitinya Allah dalam memasangkan kata perkata sesuai dengan maknanya yang terkandung didalam al-Qur’an, dan pemakaian setiap kata tersebut berbeda maknanya.

Pada lafadz pertama dalam ayat diatas, Allah mengatakan menciptakan manusia menggunakan lafdz خلق. Jadi benar-benar Allah yang menciptakan manusia itu tanpa ada campur tangan makhluk lainnya, sementara pada kata kedua menggunakan kata جعل Dan menjadikan diantara kamu cinta dan kasih sayang.

Ini bermakna bahwa dalam menciptakan atau menjadikan pernikahan itu menjadi sebuah cinta, kasih sayang, kenyamanan, ketentraman dan ketenangan diantara kedua mempelai bukan hanya berasal Allah semata yang menentukannya, tapi atas usaha kedua belah pihak, yaitu suami dan istri.

Allah memang sudah menjanjikan pada kita dengan adanya pernikahan, maka terciptalah ketenangan, kasih sayang dan cinta, namun itu semua tidak akan tercapai tujuan pernikahan untuk menuju ketenangan jiwa, cinta dan kasih sayang, tanpa usaha dari kedua belah pihak.

Itulah sebabnya Allah memakai kata جعل bukan khalaqa خلق.

Selamat menempuh hidup baru untuk Muhammad Amud Shofi dan Aufa Najda Zainab.


*Nasehat ini disampaikan di acara resepsi pernikahan keponaka Prof. Dr. KH. Said Aqil Siradj, yaitu Muhammad Amud Shofi Dengan Aufa Najda Zainab. Sumber: Teras Kiai Sa’id

Nasehat Kiai Soleh Bahruddin Tentang Adab Menikah

Juni 14, 2019 0 Comments
“Lek mbesok awakmu rabi, lek kate akad nikah kudu nduwe wudhu’, pernikahane cek langgeng tur barokah. Barokah iku coro Arab, coro Jawane yho iku mundak kebagusane.”

[Nak, besok kau akan menikah. Di saat mau akad nikah, harus punya wudhu (dalam keadaan suci), supaya pernikahannya langgeng dan berkah. Barokah itu bahasa Arabnya, bahasa Jawanya yaitu tambah kebaikannya].

“Awakmu kabeh, tulung nek akad nikah, kudu nduwe wudhu’, pernikahane cek langgeng. Cek gak balak-balek rabi ae, cukup rabi siji, ora usah rabi loro-telu pernikahane cek barokah.” 

[Kalian semua, tolong di saat akad nikah harus punya wudhu (dalam keadaan suci), supaya pernikahannya langgeng, dan tidak berulangkali menikah. Cukup satu saja, tidak usah menikah dua-tiga kali agar pernikahannya berkah].

“Lek nang bojo kudu sabar ojo moroan tangan. Nang anak yo kudu sing sabar, tiruen Aku (Kiai Sholeh). Aku sabar, yho tiruen. Aku loman, yho tiruen. Aku gak mbenak-mbenakno, yho tiruen. Aku apik karo bolo tonggo, yho tiruen. Aku disiplin lan istiqomah, yho tiruen. Aku gak wayoh, gak rabi loro-telu, tapi cukup siji, yho tiruen.” 

[Nak, kepada istri harus sabar jangan mudah memukul, apalagi memukul wajah. Kepada anak juga harus sabar, tirulah aku. Aku sabar, tirulah. Aku loman, tirulah. Aku tidak membeda-bedakan, tirulah. Aku baik dengan tetangga, tirulah. Aku disipilin dan istiqamah, tirulah. Aku tidak berpoligami, tidak menikah dua-tiga tapi cukup satu, tirulah].


Sumber: FP Ngalah Community.